MAKALAH SENI BUDAYA TENTANG ORNAMEN TRADISIONAL MANDAILING
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PURBALINGGA
SMK NEGERI 3 PURBALINGGA
Jln Letnan Sudani Perempatan Gemuruh Purbalingga
Disusun: Sugeng Prianto
Kelas : XI TL II
No. Abs : 31
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR
BELAKANG
Bangsa
Indonesia terdiri banyak suku bangsa yang tersebar dari sabang sampai merauke,
terdiri dari berbagai daerah dan suku-suku yang hampir pada setiap daerah
tersebut mewariskan hasil-hasil karyanya berupa kesenian yang besar dan
meyakinkan. Hasil kesenian tersebut ternyata hingga saat sekarang masih hidup
dan terpelihara. Kenyataan memberi harapan tentang kelangsungan hidup seni-seni
tradisi yang memiliki nilai-nilai tinggi dan adhiluhung dengan berbagai
variasinya, serta semakin besarnya perhatian masyarakat dan pemerintah dalam
mengelola masalah tersebut, untuk itu sudah sewajarnya kita bangsa Indonesia dan
para generasi mudanya ikut andil dalam melestarikan sekaligus mengembangkan
seni budaya yang kita miliki.Sebagaimanayang kita ketahui bahwa cabang kesenian
tradisi yang ada di Indonesia meliputi Seni Tari, Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Suara, Seni Sastra, dsb. Dalam bidang Seni Rupa pun masih terbagi-bagi lagi
menjadi bermacam-macam jenisnya, dan salah satunya adalah seni ornamen, ornamen
merupakan salah satu unsur dari cabang seni rupa yang tidak kalah pentingnya
dalam memenuhi tuntutan jiwani.Sudah menjadi pemahaman umum bahwa ornamen
memiliki peran yang sangat besar, hal ini dapat di lihat melalui penerapannya
di berbagai hal, meliputi segala aspek kehidupan manusia baik bersifat
jasmaniah maupun rohaniah. Seperti misalnya penerapannya pada alat-alat upacara,
alat berburu, angkutan, rumah-rumah adat, alat pertanian, souvenir, dsb.
Ornamen merupakan salah satu unsur seni rupa yang sudah selayaknya mendapat
perhatian besar dari masyarakat luas demi terjaga kelestariannya.
B.TUJUAN
Mengenal ornamen-ornamen dari daerah
Mandailing Sumatera Utara dan memenuhi tugas Seni Budaya.
BAB
II
ISI
Di Mandailing Sumatera Utara, berbagai macam bentuk ornamen (hiasan) tradisional dapat kitatemukan pada
bagian tutup ari dari Sopo Godang (Balai Sidang Adat) danBagas Godang (Rumah
Besar Raja). Dalam bahasa Mandailing, ornamen-ornamen tersebut disebut bolang
yang juga berfungsi sebagai simbol atau lambang itu memiliki makna-makna yang
sangat mendalam bagi masyarakat Mandailing. Di dalamnyaterkandung nilai-nilai,
gagasan-gagasan, konsep-konsep, norma-norma, kaidah-kaidah, hukum dan ketentuan
adat-istiadat yang menjadi landasan dan pegangan dalammengharungi bahtera
kehidupan. Bolang atau ornament tradisionalMandailing yang digunakan sebagai
Tutup Ariperlambang itu terbuat dari tiga jenismaterial: (1) tumbuh-tumbuhan,
seperti batang bambu yang melambangkan huta atau bona bulu; burangir atau
aropik melambangkan Raja dan Namora Natoras sebagai tempat meminta pertolongan;
pusuk ni robung yang disebut bindu melambangkan adat Dalian Na Tolu atau adat
Markoum-Sisolkot; (2) hewan atau binatang, seperti hala dan lipan melambangkan
“bisa” yang mempunyai kekuatan hukum; ulok melambangkan keberasaran dan
kemuliaan; parapoti melambangkan kegiatan mencari nafkah untuk menghidupi
keluarga; tanduk ni orbo melambangkan bangsawanan; (3) peralatan hidup
sehari-hari, seperti timbangan dan podang melambangkan keadilan; takar
melambangkan pertolongan bagi yang membutuhkan; loting melambangkan usaha-usaha
dalam mencari nafkah, dan lain sebagainya.
Pembuatan bolang pada Sopo Godang dan
Bagas Godang ini dilakukan dengan cara menganyam atau menjalin dan ada pula
yang diukir. Bahan yang dipakai sebagai bahan anyaman adalah lembaran-lembaran
bambu yang telah diarit dengan bentuk-bentuk terentu dan kemudian dipasang pada
bagian tutup ari. Ornamen-ornamen itu sebagian besar diberi warna na rara
(merah), na lomlom (hitam) dan na bontar (putih) yang erat kaitannya dengan
kosmologi Mandailing. Dalam hal ini, na rara melambangkan kekuatan, keberanian
dan kepahlawanan; na bontar melambangkan kesucian, kejujuran dan kebaikan; na
lomlom melambangkan kegaiban (alam gaib) dalam sistem kepercayaan animisme yang
disebut Sipelebegu. Berikut ini diterakan ornamen-ornamen yang terdapat pada
tutup ari dari Sopo Godang dan Bagas Godang.
1. Bona Bulu melambangkan sistem pemerintahan Huta
Makna: Suatu wilayah pemukiman telah dapat dikategorikan sebagai huta atau bona bulu apabila sarana dan prasarananya telah lengkap antara lain: unsur-unsur Dalian Na Tolu (Mora, Kahanggi dan Anak Boru), Raja Pamusuk, Namora Natoras, Ulubalang, Bayo-bayo Nagodang, Datu dan Sibaso.
Makna: Suatu wilayah pemukiman telah dapat dikategorikan sebagai huta atau bona bulu apabila sarana dan prasarananya telah lengkap antara lain: unsur-unsur Dalian Na Tolu (Mora, Kahanggi dan Anak Boru), Raja Pamusuk, Namora Natoras, Ulubalang, Bayo-bayo Nagodang, Datu dan Sibaso.
2. Bindu / Pusuk ni Robung melambangkan sistem organisasi sosial
Makna: Kehidupan sosial-budaya masyarakat Mandailing berlandaskan Adat Dalian Na Tolu (Tiga Tungku Sejarangan) atau Adat Markoum-Sisolkot (adat berkaum-kerabat)
Makna: Kehidupan sosial-budaya masyarakat Mandailing berlandaskan Adat Dalian Na Tolu (Tiga Tungku Sejarangan) atau Adat Markoum-Sisolkot (adat berkaum-kerabat)
3. Burangir / Aropik melambangkan fungsi Raja dan Namora Natoras
Makna: Segala sesuatu perihal, baik itu menyangkut pelaksanaan upacara adat dan ritual harus terlebih dahulu meminta pertimbangan dan ijin kepada Raja dan Namora Natoras.
Makna: Segala sesuatu perihal, baik itu menyangkut pelaksanaan upacara adat dan ritual harus terlebih dahulu meminta pertimbangan dan ijin kepada Raja dan Namora Natoras.
4. Sipatomu-tomu melambangkan hak dan kewajiban Raja dan rakyatnya
Makna: Raja berkewajiban menjaga dan memelihara ketertiban dalam masyarakat agar mereka dapat hidup aman dan damai serta saling menghormati antar sesama demi tegaknya hukum dan adat.
Makna: Raja berkewajiban menjaga dan memelihara ketertiban dalam masyarakat agar mereka dapat hidup aman dan damai serta saling menghormati antar sesama demi tegaknya hukum dan adat.
5. Bintang na Toras melambangkan pendiri huta
Makna: Huta tersebut didirikan oleh Natoras yang sekaligus berkedudukan sebagai pimpinan pemerintahan dan pimpinan adat yang dilengkapi dengan Hulubalang, Bayo-bayo Nagodang, Datu, dan Sibaso.
Makna: Huta tersebut didirikan oleh Natoras yang sekaligus berkedudukan sebagai pimpinan pemerintahan dan pimpinan adat yang dilengkapi dengan Hulubalang, Bayo-bayo Nagodang, Datu, dan Sibaso.
6. Rudang melambangkan suatu Huta yang sempurna
Makna: Huta tersebut lengkap dengan segala atribut kebesaran adatnya seperti pakaian adat, uning-uningan, senjata dan lain sebagainya.
Makna: Huta tersebut lengkap dengan segala atribut kebesaran adatnya seperti pakaian adat, uning-uningan, senjata dan lain sebagainya.
7. Raga-raga melambangkan keteraturan dan keharmonisan hidup bersama
Makna: Hubungan antar kekerabatan sangat erat dan berlangsung secara harmonis dengan terjadinya hubungan perkawinan antar marga (klan), baik sesama warga huta maupun dengan orang yang berasal dari huta lain.
Makna: Hubungan antar kekerabatan sangat erat dan berlangsung secara harmonis dengan terjadinya hubungan perkawinan antar marga (klan), baik sesama warga huta maupun dengan orang yang berasal dari huta lain.

8. Sancang Duri melambangkan suatu kejadian yang tak terduga
Makna: Seseorang yang datang ke suatu huta dan ia langsung ke Sopo Godang, maka Namora Natoras wajib memberinya makan selama ia berada di huta itu, dan apabila ia meninggalkan huta harus diberi bekal makanan.
Makna: Seseorang yang datang ke suatu huta dan ia langsung ke Sopo Godang, maka Namora Natoras wajib memberinya makan selama ia berada di huta itu, dan apabila ia meninggalkan huta harus diberi bekal makanan.
9. Jagar-jagar melambangkan kepatuhan masyarakat terhadap adat-istiadat
Makna: Dalam setiap huta telah ada ketentuan mengenai adat Marraja, adat Marmora, Markahanggi, Maranak boru, dan adat Naposo Nauli Bulung.
Makna: Dalam setiap huta telah ada ketentuan mengenai adat Marraja, adat Marmora, Markahanggi, Maranak boru, dan adat Naposo Nauli Bulung.
10. Bondul na Opat melambangkan ketentuan dalam berperkara
Makna: Setiap perkara adat akan diselesaikan di Sopo Godang (Balai Sidang Adat) oleh Namora Natoras, dan keputusan yang diambil harus adil sehingga tidak merugikan para pihak yang berperkara.
Makna: Setiap perkara adat akan diselesaikan di Sopo Godang (Balai Sidang Adat) oleh Namora Natoras, dan keputusan yang diambil harus adil sehingga tidak merugikan para pihak yang berperkara.
11. Alaman Bolak (Alaman Silangse Utang) melambangkan wewenang dan
kekuasaan Raja
Makna: Kalau terjadi perkelaian misalnya dan salah seorang diantaranya berlari ke Alaman
Makna: Kalau terjadi perkelaian misalnya dan salah seorang diantaranya berlari ke Alaman

PENUTUP
A.SIMPULAN
Seperti
apa yang kita ketahui bahwa Indonesia mempunyai kaya akan seni budaya nya
seperti ornamen di mandailing diatas , banyak motif- motif yang beranekaragam
das sangat lah indah
B.SARAN
Kita
sebagai generasi muda harus tetap melestarikan segala sesuatu yang dimiliki
indonesia terutama pada daerah kita masing masing.
trimakasih untuk gambarnya dari http://apakabarsidimpuan.files.wordpress.com/2010/05/pakantan.gif
kunjungi juga ia alamat yang lain dinduwenemzchuenk.blogsopt.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar